Sabtu, 21 April 2012

Alleira Batik Buka butik di Hongkong

Alleira batik semakin berkibar di pasar internasional. Sukses membuka cabang di Marina Bay Sand Singapore dan dan Bangsar Village Kuala Lumpur, rencananya tahun 2011 akan mengembangkan sayap dengan membuka cabang di Hong Kong.


“Saat ini masih dalam penjajakan lokasi butik yang strategis. Dibukanya cabang baru di Hong Kong karena Alleira batik sering ikut feysen show di Hong Kong, sehingga banyak yang tertarik dengan produk Alleira batik,” ungkap Zakariah Hamzah, Opreration Manager Alleira Badi Jakarta.



Selain itu, sambung Hamzah, dibukanya di Hong Kong untuk memperkenalkan batik secara mengglobal. Mengingat, Hong Kong merupakan pusat mode dan bisnis perdagangan di wilayah Asia Pasifik, sehingga Alleria Babtik merasa perlu sekaligus punya tanggung jawab untuk mempopulerkan batik di Asia Pasifik.
“Maaf soal investasi kami belum tahu, karena masih dihitung. Sebenarnya, investasi yang paling besar adalah brand image batik di pasar internasional yang harus terus dibangun. Sehingga batik Indonesia bisa dikenal secara mendunia,” tambahnya.


Selain memperkenalkan batik, Alleira juga gencar memberikan edukasi yang memadai bagi pembeli mancanegara terhadap batik, salah satunya lewat pameran, workshop dan feysen show secara rutin empat bulan sekali seperti tampil di Hong Kong Fashion Week, dan Hong Kong World Butik.
Edukasi terus dilakukan mengingat begitu banyak brand Eropa yang menyerbu pasar Asia. Setidaknya, Alleira batik menggencarkan brandingnya. “Jika tidak, mereka lupa. Apalagi, di Singapura tiap bulan ada brand baru yang masuk. Kita harus branding terus,” tukasnya.


Selain Hong Kong, Alleira batik juga gencar bergabung dengan agent feyson di Australia untuk lebih mengenalkan batik secara lebih mendalam. Umumnya, orang Australia yang suka berwisata ke Bali sudah banyak mengenal batik, namun yang belum pernah ke Bali maka perlu diperkenalkan lebih mendalam, katanya.


Memang, lanjut pria asal Kalimantan, kendala terbesar dalam memperkenalkan Alleira di pasar dunia, umumnya belum mengenal batik, kecuali orang Melayu mereka masih mengerti batik itu apa. Tetapi di luar itu seperti keturunan asing banyak yang belum tahu. “Mereka tahunya batik itu pakaian formal atau kain saja. Padahal sebenarnya tidak selalu seperti itu,” jelasnya.


Selain itu, lanjut dia, untuk mengenalkan batik ke pasar internasional, harus mengerti selera keinginan dan trend mode yang ada di luar negeri. Masyarakat Malaysia, misalnya lebih menyukai pakaian bermodel busana muslim dengan berbagai macam warna. Sementara untuk bahan, mereka menyukai sifon dan sutera. Khusus pria Malaysia mereka menggemari pakaian sutera yang dipintal dengan alat tenun bukan mesin.
Jugam konsumen Singapura menyukai warna dasar, seperti hitam, abu-abu, putih, off white, dan warna-warna plain. Corak batik pun tak bisa mendominasi rancangan (full batik), tapi hanya sedikit saja (touch of batik). Alhasil, Alleira memasarkan batik sesuai tren fesyen hanya sekitar 30%, lainnya di-mix dengan selera fesyen konsumen Singapura, tambahnya.



Sumber:jpmi.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar